[Closed rp] Ikan berenang di air panas??

Cho Kamichi Pemuda berambut biru itu mulai membuka bajunya, Dapat terlihat tubuh mungilnya yang benar-benar terjaga seperti lelaki kebanyakn. Walau begitu ia hanya bisa menggigil kecil kedinginan.
ia pun segera menyarungkan handuk kecil di pinggangnya dan menaruhnya satu di atas kepalanya.
"Onseeeeeeeeen!!"
teriaknya ceria saat membuka lebar pintu geser onsen tersebut.

"Hangat..."
Gumannya mulai memasuki tempat itu.

Di sebuah onsen terpencil tengah gunung. Lelaki berambut hitam bermata orange ini menenangkan diri. Ia masuk ke Onsen khusus laki-laki,dan membuka baju. Terlihatlah tubuh inda six packs XD*maunya* miliknya yang bisa membuat gadis2 meleleh. Ia melilitkan handuk kecil di pinggangnya,dan masuk ke onsen.
Ia berendam dengan nikmat,tak lupa ia memakai Earphone dari ipod yang udah ia sarungin dengan plastik XD

"...lumayan hangat.."komentarnya,tanpa sadar Cho di dekatnya

Angin malam semilir menampar kulit pemuda ini. Qeyz, si Master di Hayori tengah berjalan-jalan dan sekarang ia ada di onsen atau pemandian air panas. Pemuda ini melepaskan pakaian yang ia kenakan, tak lupa menggunakan handuk kecil dipinggangnya.

"Ah, permisi,"

Rambut hitam panjang miliknya menutupi sebagian punggungnya. Ia segera menceburkan diri di sana tanpa menyadari ada orang juga. Bodohnya lagi ia masih memakai kacamata juga.

OOT : I'm coming~
_______________________________________________________

Onsen.

Ah, bukan hal yang buruk untuk menyegarkan diri di tengah kepenatan setelah sehari, na? Setidaknya hal itu yang membuat lengkung senyum Kid terukir sempurna di tata wajahnya. Seharian bermain dengan berbagai resep kue, jalan-jalan santai dengan berbagai hal kecil yang menarik perhatiannya, maupun bertandang sejenak ke satu toko -yang entah dimana itu- guna memainkan piano.

Dan-- kini ditutup dengan bersantai dalam hangatnya onsen?
Great.

"Aha~ onsen onsen onsen onsen.." menggumam kecil sembari meniadakan pakaian yang membungkus tubuhnya seharian ini. "Hmm.. seharusnya.. onsen dengan sake paling enak, akan lebih baik lagi kalau campuran.."

Sibuk dengan alam pikirnya, Kid melilitkan handuk di pinggang, mengikatnya sekedar menjaga agar tak jatuh. Tak mau juga toh terkespos terlalu intim, walau sesama pria.

"Cih.."

Sejenak menatap daerah dada bidangnya yang tetap setia dengan beberapa bekas luka, Kid menggaruk kepalanya yang tak gatal. Menggeleng cepat dan mencampakan apapun yang sejenak menggangu pikirannya.

Tanpa permisi yang seharusnya tetap ia pakai dimanapun ia berada, Kid masuk --atau tepatnya sedikit loncat kala masuk dalam onsen. Berenang sejenak mencari tepi yang kosong.

"Hangat.."

Cho kamichi memutuskan untuk melakukan pemanasan kecil sebelum nyemplung.
Kebiasaan, pikirnya yang tebiasa berenang di laut lepas sejak kecil.
"Hee~~ sepii.." ujarnya yang sedang berlari-lari kecil di tempat.
"Minna~ Konbanwaa~"
ujarnya pada semua orang yang ada di dalam sana. Cho tersenyum cerah.
Melambai-lambaikan kedua tangannya.

"malam.."Leo menjawab seadanya masih mendengarkan musik. Ia menatap Cho yang sedang pemanasan dengan pandangan datar

"untuk apa kau pemanasan?"tanyanya tanpa ekspresi

"Langsung saja berendam....keburu kau masuk angin sebelum berendam..."ujarnya,dan mengutak atik i pod

Hah? Suara siapa itu? Apakah ada yang memanggilnya? Wah wah, coba lihat. Rupanya itu sang Cafe Owner, Cho Kamichi. Membetulkan letak kacamatanya yang agak miring.

"Ah, Konbanwa Cho-san.." ucapnya tersenyum simpul.

Hn, padahal ia ingin bersenang-senang tapi sepertinya tidak tepat. Dilihat sebelahnya, itu Leo kan? "Hm? Bukankah kau Leo?" ucapnya.

Leo menoleh pada suara yang memanggilnya. Owner Qeyz ternyata.

"..selamat malam...owner..."ucapnya datar,tanpa ekspresi seperti biasa. Ia menatap ownernya,dan mendekat. Ia mengulurkan tangan ke wajah Qeyz,melepas kacamata Qeyz

"di onsen ngapain pake kacamata?"ujarnya sambil memegang kacamata Qeyz yang baru saja ia lepas

Tumben. sosok rambut pirang satu ini dapat menikmati hangat dan nyamannya onsen dalam diam. Aih, biasanya kau akan menemukannya tengah berenang, sejkali lagi berenang dalam onsen, satu tindakan yang tak masuk diakal.

Tapi bagi Kid, apa yang orang kira tak masuk diakanl dapat ia katakan masuk diakal. Pribadinya yang seenaknya sendiri inilah yang kerap membuat Kid mendapat banyak cemooh. Dan tentu saja dapat membuat orang terdekatnya merasa malu.

Bukan Kid tak mau tahu dan tak mau ambil pusing sih.. tapi ya....

"Minna~ Konbanwaa~"

"Eh?"

Sekejap matanya dapat beranjak dari satu titik, Kid menatap sosok berambut biru yang tengah melakukan pemanasan di luar onsen. Ia kenal betul suara itu, Cho Kamichi.

"Oyyyyy Cho honhon~~" berenang.. ya itu, berenang, secepat kilat menuju tepi di mana Cho berada. "Sedang apa kau di atas, ayo cepat masuk ke dalam onsen, nanti kau masuk angin pula."

Qeyz dengan suksesnya hanya bisa menghela napas panjang.

"Nope, jangan panggil Owner..." Qeyz paling malas dipanggil secara formal seperti itu.

Nah lo, sekarang pemuda di hadapannya malah mendekat, mengulurkan tangan ke arah wajahnya. Dan dengan sukses melepas kacamata bulatnya yang agak buram karena tertutup embun. Memang Qeyz hanya perlu kacamata bila membaca saja, tapi kacamata ini berharga baginya.

"Aku pakai kacamata," mengambil kacamatanya dari tangan Leo, "Karena keinginanku," ia kembali memakai kacamatanya.

"Pemanasan itu harus!!!!nanti kalau aku tenggelam bagaimana?"
ucapnya melanjutkan pemanasan.

"eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee!!"
Ia terkejut melihat Qeyz , owner HaYoRi tiba tiba tiba muncul.
"K-konbanwaa.."
Ucapnya tersenyum seraya mengruk kepalanya.
secara tiba-tiba seseorang menghampirinya.
tentu sajah Cho kaget.
"Kiddo~!!"
ucapnya hampir jatuh di buatnya.
"sedang apa kau di sini??!!"*/plak , mandi lah =))*

"bukannya karena lupa melepas?"tanya Leo setelah mendengar jawaban Qeyz. Ia menatap Cho dan Kid datar,dan melanjutkan kenikmatan berendam dengan menambah volume musik di I pod yang ia dengar dari earphone nya

"Tidak, aku memang sengaja memakainya, karena aku tak ingin orang melihat wajahku lebih jelas hahaha," ucapnya tertawa.

Sekarang lihatlah betapa hebohnya pemuda bernama Kamichi itu, baru saja di sapa sebentar sudah teriak kaget karena kedatangannya itu. Kasihan juga pemuda malang ini.

"Kenapa pakai acara berteriak segala?" ucapnya sambil menyenderkan diri di tembok kolam pemandian air panas.

Ia merasa tempat ini makin heboh saja, duh...

Tertawa manatap reaksi yang diberikan Cho padanya, Kid menepuk permukaan air onsen dengan geli. Dan atas pertanyaan yang ditujukan padanya, Kid hanya dapat menjawab.

"Sedang apa katamu? Tentu saja menikmati hangatnya onsen setelah seharian penuh melakukan banyak kegiatan, de?" menatap Cho dengan cengir tipis, ia baru menyadari, dari reaksi si biru mungil di hadapannya.

Tunggu dulu.. ini onsen, kan?

Onsen.. pastilah bukan milik dua orang saja, terlebih Cho menyebutkan kata 'minna', kan? Aia~ Kid dengan cepat berbalikdan menatap dua wajah lain yang juga tengah berendam dalam onsen.

"Arara.. eng.. kalau tak salah.." ditatapnya dua wajah itu, berusaha mengingat walau ia tahu, namanya saja ia tak kenal. "Kalau tak salah.. owner Hayori dan... etto.. seorang butler HaYoRi, na?"

Menautkan alis, takut-takut salah terka. Untung si biru mungil menjawab tanya diamnya. Ah yes, ia betul, akhirnya Kid melambaikan tangan dan menyapa kedua wajah itu. "Hei~ konbanwa owner HaYoRi dan butler HaYoRi~ Menikmati onsen juga?"

"....."Leo menoleh pada kid karena suaranya melebihi suara sang I pod. Ia menatap kid datar,dan mengangguk.

"...konbanwa..."ujarnya,lalu menikmati musik dan langit malam indah berbintang

Cho hanya terkekeh pada Qeyz.
"Saya hanya kaget itu sajah Qeyz-san,"
ia terkekeh menggaruk belakang kepalanya.
"Ne~ Kiddo, kau jangan menyindirku karena aku hanya mengelap bakiak sehariann"
Ucapnya tertawa mengacak kepala kid.
"Leo-san~ mengapa kau selalu sibuk dengan I-pod mu"
ucapnya menatap pemuda singa itu.
yang kemudian mencelupkan satu kakinya kedalam air.

"PANAS!!!"
ucapnya terkejut *udik euy =))*
'perasaaan kagak sepanas ini deh..."
ucapnya terisak di pinggir kolam

*si cho emang gtu ~~ maklumin ke GJ-annya ya*

Tanpa pikir panjang...Leo menarik tangan cho dan.......

BYUUUUUUUUUUUUR!!!!!

Jatuhlah sang Cho ke dalam pemandian.

"nyaman kan?"tanyanya tanpa ekspresi,

"Areee... "

Kelereng emasnya mengerjap, sekali, dua kali. Menggaruk pelan si pipi dengan satu tangan, mencerna baik jawaban yang diberi oleh si surai hitam.
"My, my, my... cool sekali, seperti es."

Lantas tetap dengan banyak tanya yang baru muncul dalam benaknya, Kid menatap ke arah si biru mungil yang kini mengacak surai pirangnya dengan beringas.

"Uwaaaa, yamette oy Cho honhon~" berusaha merapihkan sang surai yang kini jatuh seutuhnya karena rembesan air hangat onsen. Kid menggumam singkat, sembari sibuk mengatur poni yang mulai menutupi kelereng emasnya. "Ano, butler HaYoRi itu, memang selalu seperti itukah atau apa?"

"PANAS!!!"

Arara..

"Hmph.. wuahahahahahaha~~" tawa sontak lepas, meluncur tanpa lampu merah. "Kau lemah air panas kah Cho honhon? Ampun deh, ini hangat ya buk--"

BYUUUUUUUUUUUUR!!!!!

Ehhhh??

Beberapa patah kata lagi dan ia akan selesai berungkap. Malang bagi Kid karena detik berikutnya, pemandangan yang ia lihat adalah Cho yang tengah ditarik si butler HaYoRi --yang entah darimana datangnya-- yang --kalau tak salah bernama Leo itu--. Sontak saja air hangat menerpa wajahnya, oh yes, terima kasih untuk itu, kini surai pirangnya kembali jatuh menutup mata kirinya.

"--nani yo?"

Cho yang sedang terisak tiba-tiba di tarik menuju air.

"NOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO"
[Byurr]
"................................................."
Cho hanya Duduk memegang badannya, Kulitnya berubah merah seketika.
bagai kepiting rebus..
"a...a................"
Ia hanya mengguman.
1 detik....
2 detikk..........
3 detik........................



"Nyamaaaan~ kyaa"

Leo menatap Cho.ada sinar kelembutan di matanya,lau ia tersenyum kecil,dan kembali mendengarkan musik dari i podnya,sekaligus memandangi langit berbintand..malam benar-bnar indah dan cerah sekarang

Ada apa dengan kejadian tadi yang nyaris membuatnya ngamuk bukan tanpa sebab, kalau saja satu suara tak tertangkap gendang telinganya.

"Nyamaaaan~ kyaa"

Lalu, apakah dengan kejadian berikutnya dimana --seakan-- kau berada dalam sebuah love-game, dimana dua sejoli tengah asyik menatap bintang di luasnya onsen selayaknya malam pertama.

Dan apakah dengan kehadirannya yang seakan tak dianggap dan bagai angin lalu itu, eh? Begini-begini, Kid juga insan yang bukan tanpa tali kekang, ia pastinya ounya batasan di mana kata bijak dan sabar tak lebih tripis dari bennag laba-laba.


"Ano ne.. boleh-boleh saja kalau mau bermesraan disini, tapi jangan mengacuhkan orang seakan mereka batu, ya, Tuan." Kid geleng-geleng kepala, lebih memilih diam ketimbang langsung terobos. Sayang, ini tempat dimana semua orang seharusnya bersantai. Aih, ia jadi tak enak hati dengan sang owner HaYoRi.

"Anoo, HaYoRi no owner~ kenapa tak bergabung saja di sisi ini? Bersama lebih nyaman dibanding sendiri, na?" melambaikan tangan, lantas nyengir tipis, sebelum ia kembali menyibak poni panjangnya. "Aiahh, sudah harus dipotong. Na, Cho honhon, besok potongkan poniku yaa, sudah terlalu panjang."

Memilin sebagian kecil sang surai pirang, Kid menatap Cho.
_______________________________________________________________
*Ano Qeyz-san, saya bales kalau Anda udah bales, Cho silahkan, Leo silahkan*

"Huaaah... Hangat," kacamatanya makin berembun, ia mulai membuat hampir seluruh tubuhnya terendam. Begitu banyak kejadian yang telah terjadi. Dirinya seperti orang tenggelam saja, hanya kacamata dan sebagian wajahnya tidak terendam air.

"Hnn..." gumamnya pelan. Perlahan memejamkan kedua matanya. Whoa, jangan sampai tertidur, nak. Oh dear, apakah kau teringat masa lalumu lagi? My dear Qeyz, jangan sampai kau terombang-ambing lagi dalam kesedihan yang mendalam untuk kedua kalinya.

Pada akhirnya ada juga yang menyapanya. Ehm, siapa namanya? Ah iya, Kid namanya. Qeyz mengangkat kepalanya, seraya melepas kacamata dan meletakkannya dipinggir kolam. "Eehm... Ti-tidak usah. Saya disini saja," ucapnya. Oh dear, mau sampai kapan kau terus menjauh dari keramaian seperti ini lagi?

Leo terdiam. Ia memandang Cho yang menikmati air hangat seperti anak kecil, juga menatap Kid dan Qeyz yang menyendiri.

"..... Cho..hati-hati..."gumamnya

Lama-lama rasanya mengantuk juga kalau berendam. Pemuda ini akhirnya memutuskan untuk membersihkan kacamatanya dulu. Namun rasanya tidak seru kalau berhenti berendam di tengah-tengah keramaian ini.

"Ngh... Hoaaahm..." Qeyz menguap juga saat itu, ia mengambil kacamata bulatnya, lalu memakai lagi.

"Bosan minta ampun..." gumamnya. Saat ini posisinya memang agak jauh daqi yang lain. Tak heran kalau ia merasa bosan.

"He~.. Potong.."
Cho terkekeh menatap Kid, pemuda pirang tersebut.
"Mau tak botakin sekalian kiddo~san??"
ucapnya mengedipkan mata iseng. kemudian ia mengacak pelan rambut Kid, tanpa ampun.

"..... Cho..hati-hati..."
Cho menaikan sebelah alisnya seraya tersenyum, bingung.
"Maksudmu apa Leo-san?"

Kemudia ia tertawa menatap Qeyz yang menguap, ia terlihat manis menguap ujarnya memeperhatikan owner Cafe Hayori tersebut.
"Nee~ Qeyz mari berkumpul bersama kami"
Ia pun melambai-lambaikan kedua tangannya.