[free roleplay] 1st practice RP

Sementara Cho

Cho Kamichi pemuda berdarah ikan itu berlarian di pantai.
XD~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Fetishnya mulai kambuh, sepertinya dia berniat memancing ikan di laut.

"Ikaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan~"
teriaknya manyongsong angin laut XD

Spoiler:

Quote :

"Ah, aku bosan.. Shion~"
Selena menarik tangan Shion, dan menatapnya
dalam-dalam.

Shion yang mendengar kata-kata Selena pun diam sejenak... Dan setelah melihat wajah Selena yang tampak memohon-mohon itu akhirnya Shion menyerah untuk memaksa Selena untuk kembali bekerja.
"Baiklah, baiklah anda bisa bermain-main sejenak... Tapi setelah itu anda harus kembali bekerja ya~" kata Shion sambil tersenyum dan memandang wajah Selena.

OOC: Iseng nemplok *plak*
----------------
Time: 12.25 PM
Location: Pantai apalahnamanya *lol*


...


"Sekarang apa?"

Matahari begitu terik hingga bisa membuatmu dehidrasi berat atau semacamnya bila tak kuat. Namun tidak bagi pemuda berkacamata aneh ini. Sekarang dengan tampang tak peduli dan cool, pemuda ini hanya bisa diam di tempat mencari-cari sesuatu. Ah, atau tepatnya tidak tahu tentang tempat ini.

Entah kesasar atau apalah itu, ia malah santai saja. Malah ia mengambil tindakan 'so-what atitude' daripada pusing kesana kemari mencari orang yang ia kenal, atau pegawai cafe yang ada di HaYoRi. Lumayan lah, meminta traktir es krim dengan penuh paksaan atau apa. Tapi jangan khawatir, meski pemuda ini orang yang yandere Qeyz takkan berbuat sejauh itu. Tak galak juga tak genit, lantas apa? Tepatnya bagai 'air' yang tenang. Mungkin itu cocok untuk mendeskripsikan dirinya.

Menaikkan kacamatanya yang bulat dan besar itu, untuk hari ini ia agak berbeda dari biasanya. Qeyz atau Quester tidak menggunakan pakaian formal, melainkan kemeja putih yang tidak di kancingi dengan kaos putih polos, juga celana jeans panjang serta sepatu kets. Bahkan ada earphone yang dikaitkan di leher. Waw, tak disangka seorang Master di HaYoRi yang selalu dandere macam ini bisa dengan bebasnya menjadi anak remaja yang amat sering kita jumpai.

Celingak-celinguk, siapa tahu ada yang mau menemaninya?

OOT : ah, saya ketinggalan ==

Shin sendiri akhirnya merasa bosan melihat teman-temannya memakan semangka. Kedua, semangka tidak membawa inspirasi apa-apa baginya. Tampaknya bola hijau dengan dalam berwarna merah, sama sekali tidak menarik perhatiannya. Apa mau dikata? Setiap orang mempunyai selera masing-masing.

Maka dari itu, setelah beberapa lama melihat teman-temannya itu memakan semangkanya dengan lahap, lalu menyaksikan Cho bermain-main dengan Shion. Tinggalah ia sendirian, duduk di tepi pantai yang penuh dengan pasir, menyaksikan laut biru, yang kini telah kehilangan ketertarikan dari pemuda tersebut.

Ia bangkit berdiri, membersihkan celana pendeknya dari pasir, dan mulai melenggang pergi, tanpa mengucapkan salam perpisahan dulu kepada teman-temannya itu. Mudah saja, ia merasa bahwa mengucapkan salam hanya membuang waktu dan tenaga. Toh, mereka akan sadar juga kalau ia menghilang. Mungkin....

Kakinya yang tidak memakai alas itu, sekali lagi mulai menapaki pasir-pasir putih pantai yang hangat akibat sinar matahari. Shin mulai berjalan-jalan lagi, mencari seseorang atau sesuatu yang menarik. Tetapi, hal menarik apakah kira-kira yang ada di hamparan pasir putih yang tidak terhitung jumlahnya ini? Rasanya tidak ada.

Mengejutkan bahwa nasib berkata lain dari pikirannya. Seolah-olah menentang keras bahwa di pantai yang luas ini tidak ada hal yang menarik. Matanya tiba-tiba menangkap seorang pemuda yang memakai kacamata besar, kemeja putih, dan celana jeans panjang, disertai sepatu kets. Memang sih, hal itu normal di pantai ini, tetapi jika mengingat siapa gerangan yang sedang mengenakkan pakaian santai itu, pemandangan tersebut akan menjadi luar biasa ajaibnya.

Diperhatikannya sebentar bahwa pemuda yang dikenalnya sebagai bosnya itu, sedang menatap kesana kemari. Tampaknya mencari hiburan atau teman. Dengan santainya, Shin menggenggam seonggok pasir di tangannya, lalu berjalan ke arah bosnya itu. Saat sampai, dengan sebuah senyuman iseng, di tebarkannya pasir itu di atas kepala Qeyz. Dengan itu Shin tertawa pelan.

"Pemandangan yang jarang, melihat anda menggenakan pakaian santai, dan sedang berjalan-jalan di pantai. Sekaligus dengan taburan pasir di kepala" Sapa Shin dengan iseng.

Ah, sifat little devil yang berbahaya....

Merasa bosan ia menghela napas. Tak ada hiburan yang bisa dilakukan. Pantai ini masih begitu ramai. Sekarang dari tempat ini ia bisa menangkap beberapa sosok bayangan yang ia kenal. Uh, ada Cafe Owner NeKoYa, lalu Selena, Shion, dan ada Shin juga rupanya. Qeyz menguap, rasanya ingin pergi saja.

Pemandangan yang cukup aneh, anak-anak kecil ada yang tengah berlarian, ada yang berenang. Ehem, namanya juga pantai. Orangpun pasti datang kesini untuk bersenang-senang. Begitu pula pemuda aneh ini, meski gaya tetap tak seperti biasanya sudah pasti membawa buku yang selalu jadi bahan hiburannya.

Tampaknya ada seseorang yang berjalan kearahnya. Pasti itu Shin, kalau diperhatikan lagi rupanya tinggi mereka berdua beda 1 cm *lol*. Sampai dihadapannya Shin tersenyum jahil dan malah menaburkan pasir di atas kepalanya.

Shinya Yamada wrote:

"Pemandangan yang jarang, melihat anda menggenakan pakaian santai, dan sedang berjalan-jalan di pantai. Sekaligus dengan taburan pasir di kepala" Sapa Shin dengan iseng.

Segenggam pasir telah mengotori rambut hitamnya. Ia melepaskan kacamatanya dan meletakannya di dalam saku kemejanya, padahal Qeyz tak pernah mau melepaskan kacamata didepan orang-orang. Iris beningnya sekarang terlihat begitu tenang. Membersihkan rambut dari pasir. Dan ia tersenyum iseng lagi, pada Shin. "Oh, suatu kehormatan bisa bertemu lagi," sapanya pada Shin. Tanpa peringatan dulu, Qeyz masih tersenyum dan segera memukul kepala Shin dengan kuat menggunakan buku yang ia bawa, cukup tebal kira-kira 1000 halaman [buku apa itu --a].

BLETAK!

"Jangan kira aku tak bisa membalasmu, Shin," ucapnya masih tersenyum. Ia malah berniat menendang kepala Shin kuat-kuat.

Ergh, yandere ditambah fushigi memang menyeramkan.

OOT=ketinggalan banyak =A=
_______________________________________

Leo terdiam menikmati pemandangan pantai. Tak lama salah satu owner cafe nya datang,Qeyz. Tampaknya Ia merasa bosan.

Saat Shin menaburi kepala Qeyz dengan pasir,di tambah pembalasan Qeyz,Leo hanya tersenyum tipis melihat kelakuan mereka berdua yang seperti anak kecil. tanpa ia sadari,ia bergumam,

"...dasar kekanak-kanakkan....."

OOT : ketinggalan juga =A="
Ah RP-nya udah keramean banget rasanya~
-----------------------------------------

Shion pun berhenti sejenak ketika meliha Qeys ada di pantai bersama Shinya. "EHHHHH??? Owner satu ini membolos juga???" pikir Shion dalam hati sambil memasang ekspresi kaget.
Shino pun berlari ke arah Qeys dan melihat Qeys sedang memukul Shinya dengan bukunya yang tebalnya amit-ami itu. "Qeys!!! Memangnya cafe sedang libur ya?" tanya Shion kepada Qeys yang nampak sedang puas memukul Shinya. Tampaknya Shion lupa kalau ia telah meninggalkan Kamichi dan Selena...

Shin yang sedang tertawa bahagia tiba-tiba saja merasakan nyeri hebat di kepalanya. Rupanya kepalanya dengan sukses di pukul oleh Qeyz. Meninggalkan bekas benjolan dikepala.

"Jangan kira aku tak bisa membalasmu, Shin,"

Shin tertawa sambil memegangi kepalanya yang benjol.

"Paling tidak gajiku tak dipotong" Balasnya santai

OOT Keramean dah.. =))

________________

Oh shit, Qeyz ternyata bolos juga.
Selena menepuk kepalanya sendiri. Ia tertawa kecil melihat penampilan Qeyz yang tidak seperti biasanya. Selena menyibakkan rambutnya perlahan, matanya mencari-cari dimana Cho berada.

Ah, mangsaku hilang tapi aku masih merasa bosan. bagaimana enaknya ya..
Selena berhenti dan merogoh-rogoh isi tas kecilnya, dan ia mengambil sebatang lipstik berwarna pink pudar, terbersit pikiran jahil di otaknya yang tidak pernah kehabisan ide itu.

Selena berlari kencang menuju Qeyz, dan tiba-tiba...

Bret!
Di pipi Qeyz terlihat goresan lipstik yang cukup panjang.
Selena tersenyum dan berkata..
"Hi, Qeyz!"

Sembil membiarkan batang lipstik tersebut menempel di pipi Qeyz, Selena menyapa Shinya yang tertawa..

"Yah mudah-mudahan saja nggak dipotong. Hhehe"

"Yah mudah-mudahan saja nggak dipotong. Hhehe"

Shin menaikkan sebelah alisnya. Menandakan keheranannya.

"oh? Yah, kalau dipotong aku akan keluar dan bekerja di Nekoya" Kata Shin pada bosnya itu.

DIlihatnya Selena yang ikut membolos.

"bolos juga?"

"Ara, aku nggak membolos kok.. "
Jawab Selena dengan wajah sedikit aneh.

Shinya Yamada wrote:

"oh? Yah, kalau dipotong aku akan keluar dan bekerja di Nekoya" Kata Shin pada bosnya itu.

"Hee, berani mengancam ya?"

tiba-tiba ada gadis kecil berlarian membawa es krim menuju ke selena,
"KAKAK!!!! INI ES KRIM NYA!!!! RASANYA VANILA ATAU STROBERI ATAU COKELAT????" teriak miki-chi,,,

dengan lari yang super cepat tampa alas kaki ia berjalan di pasir yang super panas hanya 5 detik sampai ke selena dari kejauhan 100 meter <<<oalah hebat banget itu mah,,,, mending jadi pelari aja.....

lalu miki-chi melihat Qeys dengan tampang seperti boneka dari Inggris yang nan imut,
tapi, miki chi berfikir dengan yandere yang masih mendalam di pikirannya idih, ngeganggu aja, mesra banget! Hebat bener deket2 ama pacar gwe...<<<<maksud pacar dalam pikiran miki itu orang yang dia sukai dan dekat sama dia....

"Kk kemeja putih, mau es krim?" kata miki pada qeys dengan miki-chi yang berwajah menggemaskan terbaca memohon pada qeys. Ayuk~ k selena juga koq~ pikir miki-chi yang sudah berfikiran moe,,,

Spoiler:

Oh, sekarang ia malah dikerumuni banyak orang. Cih, rencananya gagal total. Padahal ia ingin tidur di bawah pohon sambil merasakan angin semilir dipantai. Menghela napas, hei hei. Satu satu dong.

"Aku tak membolos, hari ini cafe tutup lebih awal," jawaban pertama di jawab sukses.

"Yah, paling tidak aku dengan sukses memukulmu kan," kembali menjawab pernyataan Shinya. Ia memberi tatapan, 'Kau macam-macam kubunuh lho' pada pria itu.

Sekarang Selena, dengan suksesnya membuat coretan merah karena lipstik dengan sukses. "Syukur tadi aku melepas kacamataku ya, dasar Nenek-nenek genit," ucapnya cuek.

Datang lagi, seorang gadis kecil yang menunjukkan wajah memohon. Imut..., gumamnya tak sadar. Ia memang tak tahan dengan hal-hal imut. Qeyz mengacak-acak rambut gadis imut ini. "Terimakasih ya," tuturnya.

---

OOC: Buset gue dikerubungin *lol*

"ahahahaha" tawa miki-chi yg nan imut ini~

"mmmm,,,kk siapa namanya? kenalin kak~ namaku mikita tsutsuchi....
kk boleh, koq, manggil aku miki-chi~ salam kenal..." ucap miki-chi dengan senyuman boneka imut yang tidak diketahui Qeys bahwa miki-chi ini ada Yandere juga....

Spoiler:

Quester Qeyz wrote:

Sekarang Selena, dengan suksesnya membuat coretan merah karena lipstik dengan sukses. "Syukur tadi aku melepas kacamataku ya, dasar Nenek-nenek genit," ucapnya cuek.

Selena jengah mendengarnya. Apa? Nenek-nenek genit?
Ia mengernyitkan alisnya, dan dengan sekuat tenaga mendorong Qeyz hingga Qeyz terjatuh terjerembab ke atas pasir.

Sekarang ia malah didorong kuat-kuat oleh Selena hingga jatuh ke atas pasir. Salahnya sendiri bicara kelewatan, "Maaf, maaf," tuturnya. Ia menghapus coretan lipstik dipipinya dan memakai kacamata lagi.

DEG!

Entah kenapa saat memperhatikan baik-baik gadis itu, firasat buruk muncul dan ia merasa harus menjauhi perempuan ini. Namun jauh dalam pikirannya ia sudah menyiapkan kata-kata untuk perempuan ini. Tahulah bagaimana yandere, Dasar cewek genit, memang belum tahu seberapa absolutnya diriku. Kau kira aku tidak tahu sifatmu yang yandere itu, huh, lihat saja nanti.

"Oh? Panggil saja kakak Reo," ucapnya berbohong.

"Maid dari NeKoYa kan?" tuturnya.

"....." leo mendekati Qeyz,dan jongkok di hadapan orang yang jatuh itu

"Kau tak apa,owner?"tanyanya datar. Mata orange nya menatap Qeyz tanpa ekspresi

"eh? k Reo?" ucap gadis manis ini pada Qeys dengan wajah kebingungan.

*Emang miki-chi ini lemot* tiba-tiba miki tersadar "Ah! jangan-jangan kak Qeys ya? Aku dikenalin sama k Choc~ iya, aku maid NeKoYa cafe..... salam kenal kembali....." ucap lagi dengan wajah nan lucu itu sekali lagi

Spoiler:

bujud dah~ rame buangeet~
oot bentar ya minna XD
-----------------------------

Cho Kamichi. pemuda ini merasa hari sudah cukup sore, ia pun memutuskan pulang.tentu sajah dengan 3 kantong plastik penuh dengan ikan.
ia bersenandung ceria, melambai-lambaikan tangan pada para nelayan yang tadi memancing bersamanya.
Sebelumnya Ia melihat segerombolan orang di Pantai.
"Ahh!!" para penghuni HaYoRi dan juga NeKoYa.
Ia tersenyum, moga moga kedepan mereka akrab.
kemudian ia pergi mengendap-ngendap.
tak lama ia mengadakan pesta BBQ di rumahnya =))

------------------------------
Cho Kamichi Dinyatakan OUT :D
------------------------------

"Ah Leo, aku tak apa kok," ucapnya seraya bangkit dari duduknya itu sambil tersenyum tipis. Ia kembali mengambil buku miliknya yang jatuh juga.

Melirik gadis itu lagi. He? Mengapa ia bisa tahu namanya? Apa si Cho Kamichi, cafe owner Nekoya mengenalkan dirinya pada pegawainya? Ah masa bodoh lah. "Eh? Kak Cho?" ia sedikit mengerutkan dahinya, mengingat-ingat. Dan, EUREKA!

"Ah! Maksudmu Kamichi kah?" tanya pemuda ini. "Ohya, salam kenal."

"hehehehehe..." senyum miki-chi dengan meluluhkan hati Qeys

Spoiler:

OOT : saia ikutan ya.. walaupun udah ketinggalan jauh.. -_-a

_________________________


Time : 12.25 PM
Location : Pantai apalahnamanya *ngakak*

Luna yang baru saja turun dari bis terbengong melihat tempat di mana ia turun.

"pa.. pantai?? kenapa aku ada di sini?? aku kan mau pulang.." Luna mendesah, ternyata ia menaiki bis yang salah. Ia-pun memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di pantai itu. di sana, ia melihat segerombolan orang yang sepertinya pernah ia lihat dan ia kenal.

"...mereka.. ah!! orang-orang cafe kan??" Luna-pun memutuskan untuk mendekati mereka dengan pelan-pelan.

Kalau diperhatikan lagi, sudah jam segini ya. Ah, karena bertemu banyak orang ia sampai lupa sendiri dengan niatnya untuk membaca buku. Hm, pakai kacamatanya nanti saja deh, gumamnya dalam hati. Ia melepas kembali kacamata bulatnya. Melirik teman-temannya dulu, aman juga untuk kabur. Perlahan tanpa diketahui siapapun ia berusaha kabur. Tapi, cukup sial juga karena tak melihat orang didepannya.

BRUK!!

Dengan suksesnya menubruk seseorang yang rupanya adalah maid di cafe miliknya, Luna. Bukunya untuk terlempar kesamping pemuda kacamata ini tepat dipangkuannya. Ia takut kalau nanti terjatuh kearah gadis ini.

"Ah, maaf saya ceroboh," tuturnya.

Luna yang tidak melihat Qeys yang berjalan ke arahnya, akhirnya sukses tertubruk dan terjatuh ke tanah.

"aduh.." ia mengerang pelan karena sakit. Luna lalu mendongakkan kepalanya dan melihat orang yang sangat ia kenal. Orang yang ia hormati di tempat kerjanya.

"Q..Qeys-sama? ma.. maafkan saya.. maafkan saya.." Luna membungkuk beberapa kali untuk meminta maaf. Dia takut dimarahi.

Oke, sekarang benar-benar aneh. Ia tak menyangka meskipun kacamatanya dilepas sekalipun orang-orang masih mengenal dirinya. Padahal ia berharap para pegawai Cafe tak ada yang mengenalnya agar ia bisa mengerjainya.

Sekarang gadis yang ia tabrak malah terus-terusan meminta maaf padanya. Duh, tak perlu berlebihan seperti itu kok. Qeyz tak akan mau marah padamu, nak. Pemuda ini hanya tersenyum, dia menepuk kepala Luna pelan. "Sudah, tidak perlu minta maaf padaku," tuturnya tersenyum bisnis pada Luna.